Hal Aneh Hari Ini (16 Februari 2018)
Aku bingung dan merasa aneh saat ada yang
memberi kejutan di hari ulang tahunku. Bagaimana tidak, sudah beberapa tahun ini
aku terbiasa merayakannya seorang diri dengan misi tertentu. Menghadiahi diri
sendiri dengan sebuah perjalanan (solo-traveling),
memenuhi hari dengan kontemplasi, mengambil jarak dengan
segala tendensi dan ekspektasi.
Maka, ketika ada yang repot-repot mempersiapkan
hal-hal yang berkesan untukku, aku menjadi gagap menghadapi kebahagiaan yang
membuncah. Haru tapi tak bisa menitikan air mata. Sangking senangnya sampai
salah tingkah seperti orang yang sedang kasmaran. Jadilah ke-awkward-an itu muncul. Maafkan ya!
Aku ingat terakhir kali ada yang memberikanku
kejutan adalah di semester awal perkuliahan. Bersama dengan Green Looser dan
teman-teman kosan. Saat itu, aku merasa mereka adalah penyelamat hidupku,
pengisi daya hidupku. Ya, aku adalah orang yang percaya dengan daya hidup,
seseorang mengajarkan konsep itu kepadaku. Sampai sekarang aku percaya kalau
perjalanan sejauh ini hanya bisa ditempuh dengan daya hidup yang dicukupi oleh
mereka yang peduli, mereka yang tulus menyayangi, mereka yang senantiasa
menginspirasi.
Kali ini aku diselamatkan oleh teman-teman
hidupku selama 45 hari di Banda Neira. Sebenarnya bukan hanya kali ini saja,
mungkin berkali-kali, tapi seringkali aku terlalu malu untuk mengakuinya. Karena kami tidak pernah terlalu dekat, tapi
entah mengapa sulit untuk saling melepaskan.
Aku tidak akan menceritakan kronologis, atau
blunder-blunder lucu yang mereka lakukan. Tapi aku cukup salut, karena kalian
mempersiapkannya dengan sangat pas. Aneh dan rumit, persis seperti diriku.
Potongan kue pertama, kuberikan langsung
kepada tiga orang yang paling pertama ingin kuberi dukungan. Bukan karena salah
satu dari mereka akan ikut turnamen makan bakso dalam waktu dekat, tapi karena
aku ingin menyampaikan perasaan tertulusku untuk mereka. Aku rasa mereka sedang
memikul sebuah 'gunung', yang masing-masing dari kita pernah merasakan beratnya.
Aku cuma ingin membisikkan sebuah kutipan dari seorang penyair Turki, yang
mewakili perasaanku akan hal tersebut. These
mountains that you are carrying, you were only supposed to climb (Najwa
Zebian). Aku sangat yakin mereka akan menemukan jalan untuk melampauinya! Bry,
Chan, Gus, aku kirim kekuatan dan doa :)
Potongan kue kedua, adalah untuk
mereka yang merelakan waktu luang, yang mungkin saat ini hanya bisa sedikit
mereka nikmati. Mereka adalah orang-orang hebat yang menjadi sumber inspirasi bukan
hanya bagiku tapi fans-fans lainnya di luar sana. Teruntuk Hamdan, Ines, dan
Arum kalian cool luar biasyyaa!
Potongan kue ketiga, untuk Irma,
Sinta, dan Fandi. Sederhana sih alasannya, karena kalian datang terlambat
bersamaku ke TKP. Bercandaaa. Mungkin diantara yang lainnya, kalian yang sering
denger curhat-curhat recehku :') jadi nggak usah nulis banyak-banyak, karena
sudah banyak yang dilisankan.
Potongan kue keempat, adalah yang
terakhir untuk malam ini. Biasanya potongan terakhir diberikan kepada yang
paling istimewa ya? Aku berikan pada Sabiq, Robi, dan Saad. Sabiq yang bijaknya
mengayomi, seperti ayah bagi kami. Robi, yang diam-diam handal di segala bidang (sampai dijuluki lord). Saad, yang bagiku adalah satu-satunya
pujangga di kelompok KKN kami, syair-syairnya selalu memberi warna lain dalam
setiap argumen kami :)
Oh ya, kami menyisakan kue untuk Ramiz, Dilla,
dan Boboy. Aku harap kalian bisa mencicipi rasa manisnya dari cerita ini. Kami
merindukan kalian! (dan kumpul yang lengkap)
Jadi..... terimakasih ya telah melewati hari
yang aneh ini bersamaku. Semoga semua kebaikan yang kalian berikan senantiasa
memantul, berkali-kali lipat, mengiringi perjalanan kalian masing-masing. Terimakasih
telah menjadi orang-orang pertama yang menyambutku menua di tahun ini. Say
hello to real life, I'm officialy 23 :)
Komentar
Posting Komentar