Adik yang Luar Biasa



Adik yang Luar Biasa
Selamanya kan Terkenang di Hati Kakak

Aku akan bercerita. Tentang sesuatu yang hebat, luar biasa kuat dan mengagumkan. Ia adalah sumber inspirasiku. Salah satu adikku di Rumah Hebat Indonesia (RHI), rumah masyarakat di bantaran sungai Kalianyar, Solo.
Namanya Candra, saat pertama kali mengenalnya ia adalah anak yang ceria, penuh semangat, suka bercanda, mudah akrab, lucu dan berbakat. Sekali melihatnya menggambar, kau akan takjub. Serius! Menyaksikan sendiri kemampuan menggambarnya, aku percaya bahwa Tuhan menganugerahkan anak ini dengan bakat yang begitu luar biasa. Gambarnya kerap kali menjadi pelipur lara. Ia tak sungkan membantu kakak-kakak apabila butuh hiasan kelas atau dekorasi acara yang sedang kami selenggarakan. Ia akan siap sedia membantu dengan kreatifitasnya. Aku pun pernah dibahagiakan dengan karyanya. Waktu itu, bulan Februari 2015, sepulang ke Solo dari libur panjang. Sebetulnya hari ulang tahunku sudah lewat lumayan lama, tetapi adik-adik RHI masih sempat membuat kejutan untukku. Hadiah dari mereka berupa gambar lukisan sendiri, sangat berharga bagiku, kusimpan seperti harta karun. Tak terkecuali Candra, yang juga memberiku gambar manis dengan tulisan from Bogor with love :)

Selain menggambar, Candra juga suka bernyanyi. Lantunan suaranya begitu bening dan tinggi. Ia bernyanyi bersama tim perkusi RHI. Aku teringat penggalan lirik favoritku dari lagu pamungkas perkusi RHI, yang selalu membuat jingkrak para penonton..
 Tak perlu tunggu hebat untuk berani memulai apa yang kau impikan
Ya, Candra tidak menunggu hebat untuk memulai mimpinya menjadi seniman internasional. Sudah banyak karya lukisnya yang menjadi juara dan dipampang di pameran-pameran tingkat Asia. Kalau kau singgah ke rumahnya, kanan-kiri temboknya adalah piagam hasil prestasinya. Orangtuanya sangat bangga kepadanya. Ada cerita dari Mbak Anis, Ketua komunitasku, tentang alasan Candra semangat mengikuti lomba melukis pada awalnya. Sederhana sekali, ia ingin menang agar dapat membeli krayon yang bagus. Karena krayon yang ia idamkan mahal harganya.

Waktu berjalan, hari berganti, Candra beranjak SMP, dengan semangat yang masih sama. Kekagumanku bertambah lagi saat melihatnya menjadi guru lukis di RHI bagi anak-anak yang lebih kecil darinya. Candra dan kelas lukis seperti lilin-lilin kecil yang siap menyalakan Indonesia.

Bercerita tentang Candra seperti menceritakan kepingan masa depan. Melihatnya aku membayangkan masa depan yang begitu cerah dan mendambakan generasi emas untuk Indonesia. Aku selalu berdecak dalam hati, suatu saat nanti ia pasti akan menjadi orang yang sukses dan membanggakan nusa bangsa.

Kemudian, kabar yang tak diduga datang. Saat aku mendengarnya sakit. Diri ini seolah menolak untuk percaya. Mendengar ia divonis suatu penyakit langka. Aku menolak untuk percaya.

Saat diceritakan mengenai penyakitnya, tetes demi tetes air mata mengalir tanpa kusadari. Gambaranku akan masa depan mendadak gelap dan muram. Aku merasa ada lubang di hatiku. Mendampinginya selama dua tahun terakhir, melihatnya tumbuh dan berkembang, seketika aku merasa dunia tidak adil.

Saat aku menjenguknya, rasanya air mata ini ingin mengalir lagi melihat tubuhnya yang semakin kurus. Namun aku mengurungkan kesedihanku ketika melihatnya masih ceria seperti biasa. Tanpa keluh dan putus asa, Candra tetap sekolah, bermain, berkarya dan mengajar murid-muridnya di kelas lukis RHI. Dan aku kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan betapa kagumnya, bangganya, aku memiliki adik seperti Candra. Aku yang secara umur terbilang dewasa merasa menjadi pecundang. Karena selama ini begitu banyak yang ku keluhkan. Benar-benar aku dikalahkan oleh anak ini, yang dengan sangat dewasanya dapat menerima kenyataan mengenai penyakitnya. Yang tidak pernah kehilangan api harapan, mimpi dan cita-citanya.

Candra, baru saja aku mau bercerita kepadamu kalau beberapa hari yang lalu di Surabaya, kakak dan teman-teman dalam seminar Surabaya Insight Day mendoakan kesembuhanmu. Baru saja aku mau bercerita kalau kamu jadi inspirasi kami yang berbicara mengenai arti kebahagiaan dan makna kehidupan hari itu. Tapi ternyata Tuhan sudah duluan menemuimu. Tuhan telah menyembuhkan dan menghilangkan segala penderitaanmu. Aku yakin bahwa Tuhan telah menempatkanmu di posisi terindah dalam kerajaan surganya. Dan aku percaya kamu tidak akan berhenti melukiskan mimpimu dari atas sana. Biarlah torehan tinta di dunia ini kami yang lanjutkan ya, Candra. Selamanya Candra akan hidup dalam hati kakak.



Malang, 13 Januari 2016
Fans berat Mas Candra
Zulyani Evi

Komentar

  1. Sebuah lirik lagu bikinan Sandhi.

    "Mas Candra... Kamu harus sembuh...
    Agar nanti bisa tersenyum lagi...."

    BalasHapus
  2. semoga Candra ditempatkan di sisi-Nya yang paling indah..

    Aamiin :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer